Pernah gak kalian tiba-tiba nerima telpon nyasar trus ujung-ujungnya berakhir jadi sebuah pertemanan?
Saya pernah!
Kejadiannya ketika saya sedang menjalani Kepaniteraan Klinik Senior aka. Koass tahun 2008. Ketika jaga malam berlangsung saya mendapat telepon dari nomer tak dikenal. Si penelpon cowok. Ternyata ia bermaksud menelpon sahabatnya yang nomer hpnya berbeda satu digit dengan saja dengan saya. Ketika ia sadar kalau ia menelpon nomer yang salah, ia meminta maaf dan memutuskan sambungan.
Besoknya cowok tak dikenal itu mengirimi saya SMS. Apalagi kalau bukan mengajak kenalan. Karena ia berlaku sopan yah… saya turuti saja permintaannya. Dan pertemanan kami berlangsung hingga saat ini, 2015.
Lucunya saya dan Chandra, itu namanya, tak pernah saling berusaha memperluas jaring pertemanan kami melalui dunia maya seperti facebook, twitter, dan path. Saya dan Chandra cukup puas komunikasi kami hanya via SMS. Bahkan ketika Chandra mengganti no hpnya, saya adalah salah satu orang yang dikabarinya. Frekuensi SMS saya dan dia tak menentu. Kadang seminggu tak saling bertukar sapa. Kadang hingga sebulan. Di lain waktu sehari bisa beberapa kali. Chandra seperti tong sampah jiwa buat saya. Setiap saya butuh curhat yang jadi korban pasti dia 😀
Mungkin disini timbul pertanyaan pernah gak saya bertemu dengannya? Tentu saja tidak. Tapi saya pernah membantu sahabat Chandra sebagai guide gadungan via telepon ketika si sahabat mendadak ditugaskan ke Medan. Yah… saat itu sih saya lagi penempatan di Halmahera. Jadi mana mungkin bisa bertatap mata dengan si sahabat.
Malam ini saya mengSMSnya setelah sebulan tak mendengar kabarnya. Ujung-ujungnya seperti biasa saya curhat. Saya merasa kecewa dengan beberapa orang dan meski sebenarnya permasalahannya sederhana, saya merasa kecewa luar biasa. Mungkin ekspektasi saya kepada mereka terlalu besar. Dan karena masalah sepele itu saya pengen nangis sekenceng-kencengnya.
Chandra : trus udah pake acara nangis-nangis gitu?
Saya*merasa gengsi* : ya enggaklah. Aku tuh cewek kuat. Gak gampang nangis.
Chandra : baguslah kalau gitu.
*SMS berlanjut hingga ngalor ngidul entah kemana*
Saya : udahan ya? Aku ngantuk.
23.25 Chandra : iya. Udah tidur sana. Susah emang kalo ngobrol ama bocah. Jam 11 malem udah ngantuk 😛
Saya *dalam hati dan sambil memandangi layar hp dengan sebel* : siyal ni anak.
23.27 sms baru dari Chandra
“Cewek tuh sering ngaku kalau dia cewek kuat yang gak gampang nangis. Tapi sebenernya waktu dia bilang dia kuat itulah dia pengen di puk-puk atau malah dipeluk sambil nangis bombay.”
Siyal. Ketahuan 😐